Setelah beberapa tahun praktik bikin kue nonkomersial (alias diemplok dewe 😆), berbahan tepung dan pengembang atau soda kue, tahun ini aku mencoba sesuatu yang baru: roti, yang pakai ragi (yeast).
Seorang teman bilang, dia lebih suka bikin kue karena ogah mengulen, melelahkan. Dia juga tidak sabar menunggu proses proofing berjam-jam.
Temanku yang lain lagi, bilang lebih suka makan roti, meski proses membuatnya lebih melelahkan. Dia kurang suka kue yang pakai soda atau pengembang karena rasanya cenderung lebih pahit dibanding roti.
Well.. kurasa itu soal selera saja. Kalau aku sih doyan semuanya 😁 jadi, aku bereksperimen dengan ragi untuk pertama kalinya.
Orang kebanyakan menyebut Fermipan untuk ragi. Padahal itu merek dagang. Sama seperti menyebut semua air itu Aqua, atau semua kamera itu Kodak (orang jadul ini sih🤦🏻♀️)
Astaga 🤣 ternyata mengulen dengan tangan (karena belum punya mixer) itu melelahkan. Untuk menghibur diri, kubayangkan nanti makan roti enak buatan sendiri.
![]() |
Dari berbagai merek yang ada, kupilih Mauri-Pan yang lebih murah |
Banyak kanal di YouTube kutonton dan kupelajari cara membuatnya. Antara roti dan donat, adonan dasarnya kurang lebih sama.
Roti bisa dipanggang atau dikukus, dan aku mengukusnya karena belum punya oven. Donat pun bisa digoreng atau dioven. Dan, tentu saja aku bikin versi goreng.
![]() |
Buatan Lina, adik iparku |
Sebagai pemula banget, aku tidak langsung memakai bahan premium. Biar tak rugi kalau tak berjaya (kata Upin dan Ipin). Aku bikin versi hemat, tapi tetap berkualitas. Hemat versi aku adalah bikin donat dan roti tanpa telur, tanpa susu, dan margarin atau mentega bisa diganti minyak goreng.
![]() |
Donat pertamaku keriput 🙄 namanya juga maiden donuts |
Semua bahan kubeli yang kemasan vakum, bukan curah. Kurasa itu kuncinya, sih.
![]() |
Donat buatan Lina, sudah dihias |
Setelah donat pertamaku jadi dan kulitnya keriput, berikutnya sudah lebih mulus. Practices make perfect, kan..
Rasa donatku enak juga, meski tanpa telur dan susu. Lebih padat dan mengenyangkan, tidak se-berminyak donat yang dijual di pasar dan toko terdekat. Padatnya, mungkin karena agak kebanyakan tepung? Entahlah, karena aku pakai takaran sendok. Timbangan pun aku tak ada 😁 (aku penganut gaya hidup minimalis, pakai peralatan yang ada saja).
Mau lebih hemat lagi, donatnya tidak usah dikasih topping. Atau, kalau dibikin roti kukus (dari adonan yang sama), tidak pakai selai juga tetap enak. Kan, dikudap saat coffee break pagi dan sore sudah cukup asupan gula (kalori).
![]() |
Donat gosong, yang di dalam rantang |
Yah, kadang pakai taburan gula halus bolehlah, kalau pas menggorengnya kepanasan minyak dan gosong.
![]() |
Gosong tersamarkan taburan gula halus |
Comments
Post a Comment